28 C
Cepu
BerandaKulinerMenelisik Jajanan Tradisional Khas Kudus yang Hinggap di Blora...

Menelisik Jajanan Tradisional Khas Kudus yang Hinggap di Blora di Momen Istimewa

KABARCEPU.ID – Jajanan tradisional khas Kudus merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Nusantara yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi.

Salah satu jajanan tradisional khas Kudus yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi adalah jenang, jajanan dengan tekstur lembut dan kenyal serta memiliki cita rasa yang manis.

Pada momen istimewa seperti Haul Sunan Pojok Blora (Syekh Abdurrohim), jajanan tradisional khas Kudus ini kembali menjadi sorotan utama, hadir sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan akan nilai-nilai leluhur.

Melansir dari Visit Jateng, jenang merupakan jajanan tradisional khas Kudus yang sudah ada sejak abad ke-16 dan bukan sekadar makanan manis biasa.

Ia memiliki asal-usul yang terikat erat dengan budaya dan tradisi masyarakat Jawa, khususnya yang berhubungan dengan sejarah Kesultanan Demak.

Berbahan dasar tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan, dan lemak nabati, jenang memiliki rasa manis. Jajanan dengan tekstur kenyal ini juga memiliki aneka varian rasa, seperti coklat, susu, capuccino, mocca, durian, nangka, pandan, dan cocopandan.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Jenang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil, dibungkus dengan kertas plastik, dan dikemas dalam sebuah dus atau dalam bentuk utuh yang cukup besar.

Tidak hanya sebagai sajian, jenang Kudus juga punya makna simbolis sebagai lambang kesucian dan berkah.

Ketika Haul Sunan Pojok di Blora tiba, komunitas lokal dan pengunjung dari berbagai daerah berkumpul untuk mengenang jasa Sunan Pojok, salah satu penyebar agama Islam yang berpengaruh.

Pada peringatan ini, jenang Kudus menjadi sajian utama yang disajikan para penjual jenang kepada para pengunjung atau peziarah sebagai bentuk penghormatan dan solidaritas.

Sudah bertahun-tahun lamanya, Haul Sunan Pojok Blora tidak bisa dilepaskan dari para penjual jajanan jenang. Jajanan tradisional khas Kudus ini selalu hadir dijajakan penjual dan selalu diserbu oleh peziarah yang datang.

Selain itu, keberadaan jenang Kudus di Blora pada momentum haul ini menunjukkan bagaimana tradisi dan budaya dapat menjalin tali silaturahim lintas daerah.

Hadirnya jenang ini menjadi ajang untuk mempertahankan keaslian rasa dan metode pembuatan yang diwariskan secara turun-temurun, sekaligus menguatkan nilai gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat.

Jajanan Tradisional Khas Kudus yang Hinggap di Blora di Momen Istimewa

Menggali lebih dalam, jenang Kudus juga menawarkan peluang untuk pelaku usaha kecil di Blora yang melestarikan sekaligus mengembangkan produk tradisional ini di momen Haul Sunan Pojok Blora.

Mengutip dari BloraKab, menjelang Haul Sunan Pojok Blora, banyal penjual jenang dari luar Kabupaten Blora bermunculan, berharap menjadi berkah tersendiri setelah menggelar dagangannya.

Salah satunya adalah Sri, penjual asal Kabupaten Demak yang memanfaatkan momentum Haul Sunan Pojok Blora menjadi sumber penghidupan yang bernilai ekonomis dengan menjajakan jenang.

“Sudah lama setiap ada Haul Sunan Pojok berjualan di sini, saya datang ke Blora, Kamis (17/7/2025),” ungkap Sri.

Di sini, ia menyiapkan puluhan kilogram jenang dengan beragam jenis dan varian rasa yang dijajakan kepada para pengunjung maupun peziarah saat momen Haul Sunan Pojok Blora.

“Ini ada aneka pilihan, seperti rasa susu, coklat, duren, kelapa, dan jenang biasa. Pembeli bisa memilih dan bisa beli kiloan. Saya sudah rutin datang ke Blora untuk jualan jenang setiap ada Haul Sunan Pojok dan alhamdulilah selalu laris, semoga tahun ini juga demikian,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan Sam, penjual jenang asal Bintoro Demak. Meskipun baru datang pada Jumat (18/7/2025), dirinya optimistis mampu meraup pundi-pundi rupiah.

“Ya optimis dan semangat, semoga berkah. Tidak perlu bawa tenda sendiri, sudah disediakan petak-petak oleh panitia. Kami tinggal bayar sewa lapak jualan dan bayar listriknya,” ucapnya.

Dengan ramah, Sri dan Sam, bersama teman-teman penjual jenang dari daerah lainnya berlomba-lomba menawarkan jenang tersebut kepada para pembeli dengan memberikan irisan irisan kecil untuk mencicipi.

“Saya diminta mencicipi, dan memang niatnya mau beli juga, nanti dibagi bersama keluarga, mumpung pengunjung belum ramai,” kata Nanik, salah seorang pembeli asal Kelurahan Mlangsen, Blora.

Ia menambahkan, harganya pun tidak terlalu mahal, para penjual menawarkan jenang berkisar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Itupun masih bisa ditawar tergantung pilihan rasa yang akan dibeli.

Jenang Kudus yang hinggap di Blora menjelang Haul Sunan Pojok adalah lebih dari sekadar jajanan tradisional. Ia adalah cermin identitas budaya yang mempersatukan masyarakat, wadah penghormatan kepada leluhur, dan simbol keberlangsungan tradisi yang membumi agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA
spot_img

Berita Terbaru

spot_img
spot_img

Berita Terkait