BerandaCepu8 Tahun Epik Berdiri, Patung Arjuna Wiwaha di...

8 Tahun Epik Berdiri, Patung Arjuna Wiwaha di Kota Cepu Ambrol

KABARCEPU.ID – Kota Cepu, sebuah daerah yang terkenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, sejak tahun 2017 telah menjadi rumah bagi sebuah ikon artistik yang menakjubkan, yaitu Patung Arjuna Wiwaha.

Patung Arjuna Wiwaha yang berdiri megah sebagai simbol kepahlawanan dan nilai-nilai luhur tersebut, kini menghadapi sebuah kejadian yang mengundang keprihatinan banyak pihak: ambrolnya ikon Kota Cepu yang telah berdiri kokoh selama delapan tahun ini.

Patung Arjuna Wiwaha sendiri memiliki makna mendalam, terinspirasi dari kisah epik Mahabharata yang menceritakan perjalanan Arjuna dalam menuntut ilmu dan kebijaksanaan.

Sebagai salah satu tokoh pewayangan yang sangat dihormati, Arjuna menjadi simbol keberanian, kejujuran, dan keteguhan hati.

Keberadaan patung ini tidak hanya sebagai hiasan kota tetapi juga sebagai pengingat nilai-nilai budaya yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Cepu dan sekitarnya.

Pada Selasa, 17 Juni 2025, setelah delapan tahun berdiri sejak tahun 2017, patung tersebut mengalami kerusakan serius yang menyebabkan ambrolnya sebagian struktur patung.

Kejadian ini tentu saja menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan keprihatinan luas, khususnya bagi warga lokal dan para pecinta seni serta budaya.

Kerusakan ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pemeliharaan dan perlindungan terhadap warisan budaya yang menelan biaya pembangunan mencapai Rp1,3 miliar tersebut dilakukan selama ini.

Patung Arjuna Wiwaha Cepu
Patung Arjuna Wiwaha Cepu (sebelum ambrol).

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab ambrolnya patung Arjuna Wiwaha antara lain adalah faktor cuaca ekstrem serta kualitas bahan dan konstruksi yang mungkin kurang tahan terhadap perubahan waktu.

Selain itu, minimnya pengawasan dan perawatan berkala juga menjadi salah satu aspek yang perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait.

Patung yang diplot sebagai kebanggaan warga Cepu ini harusnya mendapatkan perlakuan khusus agar dapat bertahan lebih lama dan tetap menjadi simbol budaya yang menginspirasi.

Ambrolnya Patung Arjuna Wiwaha tidak hanya berdampak pada aspek fisik semata, melainkan juga pada nilai-nilai sosial dan budaya yang diembannya.

Patung ini selama ini telah menjadi titik fokus kegiatan budaya dan pendidikan, tempat bagi warga untuk mengenal dan mengapresiasi kisah klasik serta seni tradisional Indonesia. Oleh karena itu, kerusakan ini merupakan kerugian besar yang memerlukan langkah responsif dan strategis.

Diketahui, Patung Arjuna Wiwaha mulai berdiri kokoh pada tahun 2017 menggantikan ikon Kota Cepu sebelumnya yaitu Monumen Ronggolawe berupa Patung Gagak Rimang (seekor kuda jantan berwarna hitam legam milik Arya Penangsang), warga Cepu mengenalnya dengan sebutan Tugu Jaran.

Berdasarkan catatan sejarah Kota Cepu, Monumen Ronggolawe dibangun sekitar tahun 1984-1985 dan diresmikan pada tanggal 10 November 1985, berdiri kokoh tanpa cacat hingga tahun 2017.

Namun, keberadaan Patung Kuda Gagak Rimang yang memiliki nilai historikal mendalam, khususnya bagi warga Cepu tersebut tidak diketahui keberadaannya setelah hadirnya Patung Arjuna Wiwaha.

Monumen Ronggolawe atau Tugu Jaran Cepu
Monumen Ronggolawe atau Tugu Jaran Cepu.

Sementara itu, terkait ambrolnya struktur Patung Arjuna Wiwaha, tanggapan dari berbagai kalangan pun mulai bermunculan.

Rahkmawan, warga Kecamatan Cepu mengemukakan bahwa upaya pemulihan dan pelestarian harus menjadi prioritas. Pihaknya merasa khawatir, jika tidak segera ditangani akan semakin parah. Bahkan, bisa membahayakan pengunjung dan pengguna jalan, karena lokasinya berada di tengah keramaian aktivitas penduduk.

Pemerintah Kota Cepu diharapkan dapat menginisiasi program renovasi dan peningkatan fasilitas untuk memelihara patung ini dengan melibatkan para ahli konservasi dan seniman lokal.

Terpisah, Camat Cepu, Endah Ekawati, menyampaikan, kondisi tersebut telah dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora. “Sudah lapor ke DLH,” ujar Camat Cepu.

Sementara itu Kepala DLH Kabupaten Blora, Istadi Rusmanto, mengaku telah mengetahui kondisi kerusakan Patung Arjuna Wiwaha di Cepu tersebut.

“Itu karena strukturnya dimakan usia. Dan memang perlu pemeliharaan,” ujar Istadi melalui sambungan telepon.

Dikatakan, bahwa butuh biaya cukup tinggi untuk pemeliharaan. Baik untuk Taman Seribu Lampu maupun Patung Arjuna Wiwaha. “Untuk kerusakan yang saat ini, tetap akan kami perbaiki,” tandasnya.

Patung Arjuna Wiwaha dibangun di kawasan Taman Seribu Lampu (TSL) Cepu menjadi salah satu ikon dan jujugan wisata alternatif tak hanya bagi warga Cepu dan sekitarnya, namun dari luar daerah.

Melalui perbaikan, pemeliharaan dan pengawasan yang optimal, diharapkan, patung yang telah berdiri selama delapan tahun ini dapat kembali berdiri kokoh dan menjadi inspirasi generasi mendatang, menjadi simbol kejayaan budaya yang lestari dan abadi untuk Kota Cepu.***

Berita Terkait

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img