29.9 C
Cepu
BerandaBlora6 Jajanan Tradisional Khas Blora yang...

6 Jajanan Tradisional Khas Blora yang Legendaris dan Bertahan Sepanjang Jaman

KABARCEPU.IDJajanan tradisional khas Blora yang legendaris dan bertahan sepanjang zaman mencerminkan warisan kuliner yang kaya dan nilai budaya komunitas setempat.

Setiap gigitan tidak hanya menawarkan kenikmatan rasa tetapi juga menuturkan sejarah panjang praktik pembuatan makanan yang diwariskan turun-temurun.

Keberlangsungan jajanan tradisional khas Blora ini dipengaruhi oleh kombinasi bahan baku lokal yang mudah diakses, teknik pengolahan sederhana namun teliti, serta peran pedagang kaki lima dan pasar tradisional sebagai ruang ekonomi dan sosial yang menjembatani generasi.

Di antara hamparan sawah, perkampungan, dan tradisi agraris yang erat, tumbuh jajanan tradisional khas Blora yang bukan hanya memuaskan selera, tetapi juga menjadi identitas budaya lokal.

Jajanan khas Blora ini sering disajikan dalam berbagai momen seperti hari raya keagamaan hingga tradisi budaya, bahkan beberapa sebagai camilan harian bagi masyarakat Blora.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut enam jajanan tradisional khas Blora yang legendaris dan bertahan sepanjang jaman:

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

1. Serabi Blora

Serabi BloraSerabi bukanlah makanan asing di nusantara, tapi setiap daerah mengembangkan versi uniknya. Serabi Blora menonjol berkat tekstur lembut di bagian tengah dan pinggiran yang agak renyah, serta penggunaan bahan lokal yang memberi rasa khas.

Dengan bahan dasar utama tepung beras, santan, dan gula lalu dimasak di atas cetakan serabi tradisional yang dipanaskan dengan arang, disajikan di atas lembaran daun pisang dan diberi tambahan topping kelapa parut sehingga menghasilkan aroma smokey yang gurih dan khas.

Serabi sering dijajakan di pasar tradisional, acara budaya maupun keagamaan, dan jadi kudapan anak sekolah, menjadikannya bagian dari keseharian masyarakat Blora. Kesederhanaan resep, bahan mudah didapat, dan kenangan kolektif yang membuat generasi baru tetap membelinya untuk merasakan “rasa rumah”.

2. Tape Sugihan

Tape SugihanTape bukan sekadar makanan; ia adalah bagian dari praktik fermentasi tradisional yang menghasilkan rasa asam-manis, aroma khas, dan tekstur lembut. Tape Sugihan di Blora merupakan varian yang populer sebagai suguhan di berbagai kesempatan.

Terbuat dari singkong yang difermentasi menggunakan ragi tradisional. Fermentasi mengubah rasa dan membuat tape mudah dicerna. Jajanan tradisional khas Blora ini kerap disajikan polos pada acara budaya seperti gas ndeso atau sedekah bumi dengan dibungkus daun pisang.

Nama “sugihan” menunjukkan bahwa tape ini sering disuguhkan pada tamu atau pada acara adat sebagai tanda keramahan. Tape Sugihan bertahan karena fermentasi memungkinkan penyimpanan relatif lebih lama dibanding bahan mentah, dan karena tape sering diasosiasikan dengan nostalgia dan momen kebersamaan.

3. Kue Manco

Kue MancoKue Manco adalah salah satu kue tradisional yang sederhana namun penuh penggemar karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut. Nama “manco” sendiri di beberapa wilayah punya arti tertentu, namun di Blora ia melekat sebagai nama kue khas.

Dengan bahan utamanya yaitu campuran ketan, gula merah dan gula pasir, serta topping wijen. Beberapa resep lokal menambahkan aroma pandan atau vanila sebagai pelengkap.

Kue manco berasal dari kata “manco” dalam bahasa Jawa yang berarti lengket atau lekat, sesuai dengan karakteristik adonannya yang kenyal. Keberlangsungan kue manco disokong oleh kemudahan pembuatan, rasa yang ramah untuk semua usia, dan perannya dalam tradisi pertemuan sosial.

4. Dumbeg

Dumbeg BloraDumbeg adalah salah satu jajanan tradisional yang agak unik, namanya khas dan rasanya sering memiliki kombinasi gurih-manis. Bentuk dan bahan dapat berbeda menurut pembuatnya, tetapi dumbeg tetap menjadi bagian penting dari jajanan tradisional khas Blora.

Umumnya, bahan dasar utamanya menggunakan campuran tepung beras, tepung kanji, dan tepung terigu, dengan tambahan gula jawa, dan bahan pengikat lokal yaitu daun kelapa, menghasilkan cita rasa kenyal, lembut dan manis yang menggoda lidah.

Dumbeg bertahan karena peranannya dalam rutinitas sosial hingga ritual tradisi budaya, dan karena pembuat lokal terus menerus memproduksi dan mewariskan resepnya.

5. Kue Gendu

Kue GenduKue Gendu mungkin kurang familiar di kancah nasional, tetapi di Blora ia punya penggemar setia. Kue ini menonjol dengan tekstur empuk renyah seperti kombinasi antara mochi dan nastar yang memikat lidah.

Bahan utamanya tepung terigu, mentega, dan kuning telur yang diolah sedemikian rupa menjadi adonan renyag, dicampur gula, selai nanas, dan terkadang durian untuk aroma.

Kue gendu bisa dibentuk kecil-kecil atau digulung berbentuk seperti ulat. Kue ini lazim hadir di acara hari raya, adat, upacara pernikahan, dan perayaan lokal sebagai lambang kebersamaan dan kemanisan hidup.

Ketahanan kue gendu berasal dari nilainya sebagai makanan serba guna yaitu sebagai camilan sehari-hari maupun hidangan berbagai acara serta adaptasi resep turun-temurun.

6. Eggroll Waluh

Eggroll BloraEggroll Waluh merupakan contoh bagaimana bahan lokal dipadu menjadi camilan praktis berbalut modernitas. Di sini, waluh (sejenis labu/kabocha lokal) dimanfaatkan sebagai pengisi atau bahan pengikat yang memberi aroma manis alami.

Komposisi utamanya adalah waluh yang dihaluskan, tepung (terigu atau campuran tepung lokal), telur, bumbu sederhana, dan kadang ditambahkan gula atau rempah, lalu dipanggang hingga renyah.

Eggroll Waluh bertahan karena fleksibilitasnya yaitu mudah disesuaikan rasa (manis/gurih), mudah dikemas untuk oleh-oleh, serta kaya beta-karoten dan serat, sehingga eggroll waluh jadi pilihan lebih “bergizi” dibanding camilan olahan lain.

Serabi Blora, Kue Gendu, Tape Sugihan, Kue Manco, Dumbeg dan Eggroll Waluh bukan sekadar jajanan tradisional khas Blora; mereka adalah bukti bagaimana tradisi kuliner dapat bertahan melalui keterikatan sosial, keterjangkauan bahan, dan kemampuan beradaptasi.

Dengan mempertahankan kualitas bahan, keterampilan pengolahan, dan nilai-nilai budaya yang melekat, jajanan tradisional Blora tidak hanya bertahan sebagai komoditas ekonomi tetapi juga sebagai simbol sosial yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, memberikan pengalaman kuliner yang otentik bagi penduduk setempat maupun pengunjung.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA

Baca Juga

spot_img

Berita Terbaru

spot_img