KABARCEPU.ID – Daun kratom (Mitragyna speciosa) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, terutama di Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Popularitas daun kratom di pasar global, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa, terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan ini memicu berbagai inovasi dalam pengolahan tanaman kratom, menghasilkan beragam produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Berikut berbagai olahan daun kratom yang beredar di pasar global, mulai dari bentuk serbuk hingga teh herbal, serta menyoroti implikasi masing-masing bentuk terhadap efikasi dan keamanan yang dilansir dari Science Direct:
1. Kratom Serbuk
Bentuk olahan kratom yang paling mendasar adalah serbuk. Proses pembuatannya relatif sederhana: daun dikeringkan, kemudian digiling menjadi bubuk halus. Serbuk kratom ini menjadi fondasi bagi banyak olahan lainnya.
Metode Konsumsi: Serbuk kratom dapat dikonsumsi langsung dengan metode “toss and wash” (menelan serbuk kering diikuti dengan air). Namun, cara ini kurang populer karena rasanya yang pahit dan potensi iritasi pada tenggorokan. Cara yang lebih umum adalah dengan mencampurkan serbuk kratom ke dalam minuman seperti air, jus, atau smoothie.
Varietas Berdasarkan Warna Urat Daun: Serbuk kratom dibedakan berdasarkan warna urat daun kratom saat masih segar: merah (red vein), hijau (green vein), dan putih (white vein). Setiap warna diklaim memiliki profil efek yang berbeda.
Red vein sering dikaitkan dengan efek relaksasi dan pereda nyeri, green vein dengan peningkatan energi dan fokus, serta white vein dengan efek stimulasi dan peningkatan suasana hati. Klaim ini sebagian besar didasarkan pada pengalaman pengguna dan belum sepenuhnya diverifikasi secara ilmiah.
Keunggulan: Serbuk kratom menawarkan fleksibilitas dosis. Pengguna dapat dengan mudah menyesuaikan dosis sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing. Selain itu, harga serbuk kratom umumnya lebih terjangkau dibandingkan olahan lain.
Kekurangan: Rasa pahit dan tekstur yang kurang menyenangkan menjadi kekurangan utama serbuk kratom. Konsumsi serbuk dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Selain itu, sulit untuk memastikan konsistensi kandungan alkaloid (mitragynine dan 7-hydroxymitragynine) dalam setiap batch serbuk kratom, yang dapat mempengaruhi efektivitas dan potensi efek samping.
2. Kapsul Kratom
Kapsul kratom berisi serbuk kratom yang dikemas dalam kapsul gelatin atau vegan. Bentuk ini menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam konsumsi.
Keunggulan: Kapsul kratom menghilangkan rasa pahit dan tekstur yang kurang menyenangkan dari serbuk kratom. Dosis juga lebih mudah dikontrol, karena setiap kapsul memiliki takaran yang pasti. Bentuk kapsul juga lebih mudah dibawa dan dikonsumsi di mana saja.
Kekurangan: Harga kapsul kratom cenderung lebih mahal dibandingkan serbuk kratom. Selain itu, waktu penyerapan kapsul kratom mungkin lebih lama dibandingkan serbuk kratom, karena kapsul perlu larut terlebih dahulu di dalam perut.
3. Jamu Kratom
Di Indonesia, kratom telah lama digunakan sebagai bahan dasar jamu tradisional. Jamu kratom dipercaya dapat meningkatkan stamina, meredakan nyeri, dan mengatasi masalah pencernaan.
Tradisi Penggunaan: Jamu kratom umumnya dibuat dengan merebus daun segar atau kering, kemudian air rebusannya diminum. Beberapa resep jamu kratom juga menambahkan bahan-bahan herbal lain seperti jahe, kunyit, atau temulawak untuk meningkatkan khasiatnya.
Peran Ekonomi Lokal: Industri jamu kratom memainkan peran penting dalam perekonomian lokal di daerah-daerah penghasil kratom di Indonesia, seperti Kalimantan Barat. Banyak petani dan pengusaha kecil menggantungkan hidup mereka pada produksi dan penjualan jamu kratom.
Meskipun memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional, jamu kratom menghadapi tantangan regulasi yang signifikan. Kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan dan efek samping kratom mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan pembatasan atau pelarangan penggunaan kratom.
Diperlukan penelitian ilmiah yang lebih mendalam untuk memahami manfaat dan risiko jamu kratom, serta untuk mengembangkan standar kualitas dan keamanan yang jelas. Penelitian ini penting untuk memastikan keberlanjutan tradisi penggunaan kratom dalam pengobatan tradisional, sambil melindungi kesehatan masyarakat.
4. Teh Herbal Kratom
Teh herbal kratom menjadi semakin populer sebagai alternatif yang lebih mudah dinikmati dibandingkan serbuk atau kapsul.
Proses Pembuatan: Teh herbal kratom dibuat dengan menyeduh daun kratom kering dalam air panas. Daun kratom dapat berupa potongan kecil atau serbuk kasar yang dikemas dalam kantong teh. Beberapa produsen juga menambahkan bahan-bahan herbal lain seperti lemon, madu, atau rempah-rempah untuk meningkatkan rasa dan aroma teh.
Keunggulan: Teh kratom menawarkan cara konsumsi yang lebih menyenangkan dibandingkan serbuk atau kapsul. Aroma dan rasa teh dapat bervariasi tergantung pada jenis kratom dan bahan tambahan yang digunakan. Teh kratom juga lebih mudah diserap oleh tubuh karena zat aktifnya sudah terlarut dalam air.
Kekurangan: Dosis teh kratom mungkin sulit dikontrol, karena konsentrasi alkaloid dalam setiap cangkir teh dapat bervariasi tergantung pada jumlah daun kratom yang digunakan, waktu penyeduhan, dan suhu air. Selain itu, teh kratom mungkin mengandung residu dari daun kratom yang tidak larut, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Tanaman kratom menawarkan berbagai potensi manfaat mulai dari aspek ekologi, ekonomi, maupun kesehatan, tetapi juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan.
Berbagai olahan dari kratom yang beredar di pasar global menawarkan pilihan yang beragam kepada konsumen, tetapi juga menuntut kehati-hatian dalam memilih produk yang berkualitas dan aman, serta penelitian lebih lanjut mengenai manfaat dan risiko kratom juga diperlukan.***